tikus membawa penyakit. dok : kompas |
Tikus, hewan pengerat yang pernah membawa wabah black death
pada abad ke 14 di Eropa, memang tidak boleh disepelekan kehadirannya. Kejadian
digigit tikus menjadi pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan sekaligus
memberikan pelajaran berharga. Bukan rasa sakit karena gigitannya yang
membuatku cemas, justru setelah digigit jadi bertanya-tanya apakah gigitan
tikus perlu vaksin rabies? Jika perlu vaksin, bagaimana cara mengakses Vaksin Anti Rabies (VAR), dimana aku bisa mendapatkanya, harganya berapa, apakah
pemerintah memberikan layanan gratis vaksin rabies dan banyak pertanyaan lagi
yang membuatku overthinking sepanjang hari.
Pengalaman Digigit Tikus
Di Senin yang cerah, 7 Oktober 2024 aku digigit tikus sampai
berdarah saat membantu saudara menangkap tikus di dapur. Kejadiannya begitu
cepat, tikus kecil menggigitku saat aku berhasil memegang ekornya untuk
dipukul. Aku kira gigitannya yang berjumlah 3 titik di tangan kiriku tidak
tembus, ternyata ada darah mengalir melalui 1 titik gigitan.
Aku berusaha tidak panik, langsung membasuh gigitan dengan
air mengalir dan sabun, selanjutnya diberikan betadine pada luka gigitan. Setelah
itu aku tetap mencari informasi tentang langkah selanjutnya. Dari berbagai
informasi yang aku dapat, kemungkinan rabies setelah digigit tikus itu minim
sekali. Namun ada yang perlu diwaspadai yaitu demam gigitan tikus/ Rat Bite Fever (RBF), ditularkan dari bakteri yang masuk setelah digigit tikus. Dari website Hello Sehat diinformasikan bahwa reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam dan
bengkak pada mulut bisa terjadi pada 10 menit pasca gigitan tikus.
Digigit Tikus Bahaya atau Tidak?
luka akibat gigitan tikus di hari pertama. dokumentasi pribadi |
Digigit tikus berbahaya atau tidak? Pertanyaan ini langsung aku lontarkan kepada dokter yang memeriksa luka di tanganku saat mengunjungi klinik Bunda Medika, Cikarang Selatan. Menurut dokter tentu saja berbahaya walau lukanya hanya kecil. Aku harus segera mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) sebelum 24 jam karena digigit tikus liar. Namun sayang sekali klinik tidak menyediakan VAR, jadi harus ke puskesmas terdekat. Oh iya dari klinik dberikan salep, antibiotic, obat pereda nyeri dan demam. FYI, 10 menit pasca gigitan, aku tidak merasakan alergi apa-apa jadi tidak terlalu khawatir.
“Biasanya di puskesmas tersedia VAR, coba ibu ke puskesmas saja,”kira-kira seperti itu saran dari dokter.
Awalnya aku yang tidak panik justru panik setelah bertemu
dokter. Hal ini dikarenakan sudah overthinking cara mengakses VAR-nya bagaimana,
kalau kena rabies gimana, ini harus cepat diberikan VAR tapi dimana, dan banyak lagi.
Di tengah siang bolong, dengan keadaan yang panik, aku
langsung ke puskesmas Sukadami, puskesmas terdekat dari klinik Bunda Medika.
Aku sampai di puskesmas sekitar jam 11.30 kemudian diarahkan mengambil antrian.
Sayang sekali petugas sudah mulai istirahat, jadi yang dilakukan hanya menunggu
waktu jam operasional kembali. Sekitar pukul 12.30 aku bertanya kepada petugas
puskesmas tentang vaksin anti rabies setelah digigit tikus. Nah disini aku
semakin bingung karena menurut petugas ada kemungkinan diberikan vaksin tetanus.
Dikarenakan petugas yang berwenang belum ada di tempat dan
agak sulit dihubungi, aku diberikan opsi untuk pulang dulu atau menunggu
puskesmas beroperasional kembali. Karena baterai handphone sudah hampir habis,
aku memutuskan untuk pulang saja sambil menunggu informasi lebih lanjut dari
puskesmas. Jadi tidak dapat tindakan apa-apa di puskesmas.
Sekitar jam 2 siang, petugas puskesmas menginformasikan
untuk cek darah. Namun aku sudah memutuskan untuk bertemu dokter ke rumah sakit
Siloam.
Digigit Tikus Perlu Vaksin Rabies?
“ini harusnya dapat vaksin apa sih? Tetanus atau rabies?”
pikiranku mulai berkecamuk dan bertanya kesana kemari.
Ada yang menyarankan vaksin tetanus ke bidan karena sudah
pernah mengalami digigit tikus, tapi di sisi lain aku juga masih penasaran
dengan saran dokter dari Siloam. Sorenya aku ke bidan Rani yang tempatnya tidak
jauh dari rumah. Menurut bidan, aku sudah overload informasi dan panik. Saran
dari bidan jika memang lebih mantap ke dokter sebaiknya ke dokter saja, itu hak
pasien untuk memilih. Akhirnya aku langsung lanjut ke dokter umum di RS Siloam
dianter Kanjeng Papi.
kartu vaksin dari RS Siloam Lippo Cikarang. dokpri |
Alasan memilih RS Siloam Lippo Cikarang karena Vaksin Anti Rabies (VAR) tersedia disini, walaupun dengan harga yang lumayan menguras kantong yaitu sekitar 500 ribuan. Saat bertemu dokter, aku disarankan untuk mendapatkan vaksin anti rabies (VAR) sebanyak 3x suntikan. VAR yang diberikan di Siloam adalah merk Verorab.
suntikan VAR pertama. dokumentasi pribadi |
Walaupun tikus bukan carrier rabies tapi alasan dokter memberikan VAR dalam kasusku karena gigitan tikus liar yang hidupnya di tempat kotor. Jadi pemberian VAR untuk tindakan preventif. Persis seperti apa yang dikatakan dokter di klinik Bunda Medika.
bukti pembayaran vaksin di RS Siloam Lippo Cikarang. dokpri |
Dokter tidak memberikan vaksin tetanus karena luka gigitan tikus yang aku alami tidak cukup dalam. Menurut dokter, pemberikan vaksin tetanus berdasarkan kedalaman lukanya. Dokter juga memberikan informasi bahwa biasanya stok VAR ada di dinkes, jadi dicoba saja ditanyakan dulu ke dinkes.
Overall, pelayanan RS Siloam Lippo Cikarang memang patut diacungi jempol. Mulai dari satpam, petugas administrasi, perawat dan dokter yang menanganiku sangat informatif dan ramah. Apakah setelah VAR suntikan pertama aku bisa tidur nyenyak? Oh tentu tidak!
Hari ke 2 Pasca Gigitan Tikus , Drama Pencarian VAR Dimulai
Sebenarnya demam pasca gigitan tikus juga menjadi
kekhawatiranku. Dikarenakan aku masih penasaran dengan saran dokter untuk
menanyakan stok VAR, aku mencoba menghubungi ke dinas kesehatan kabupaten
Bekasi melalui kontak whatsapp. Kenapa aku kontak melalui whatsapp? Karena di
websitenya tidak ada informasi faskes rujukan rabies center.
Jadi aku butuh informasi stok VAR tersedia atau tidak di Dinkes Kabupaten Bekasi, kalau memang stoknya tersedia, ditaruh di faskes mana. Selebihnya biar aku yang nyamperin ke tempat tersebut.
Jawaban Dinkes Kab. Bekasi terkesan muter-muter. |
Jawaban dari Dinkes Kabupaten Bekasi menurutku terkesan muter-muter dan bikin bingung, pada intinya aku disuruh balik ke puskesmas, nanti kalau ada stoknya di puskesmas langsung ditangani dan untuk vaksin tuh dinkes harus minta dulu ke provinsi. Disitu aku simpulkan bahwa stok VAR ini nggak ada di dinkes kabupaten Bekasi dan kalau harus minta ke provinsi akan memakan waktu lama.
Tidak puas dengan jawaban tersebut dan masih penasaran, aku mengirimkan email ke Dinkes Provinsi Jawa Barat (walaupun sebenarnya sudah hopeless banget). Tidak lama kemudian, Dinkes Provinsi Jawa Barat menginformasikan bahwa stok VAR tersedia di Dinkes Kabupaten Bekasi, namun untuk mendapatkannya harus konsultasi ulang ke puskesmas dan kontrol lukanya. Yang perlu di highlight disini bahwa stok VAR tersedia di Dinkes Kabupaten Bekasi, informasi yang diberikan dinkes kabupaten Bekasi ini menurutku tidak transparan, seperti dilempar-lempar.
Jawaban dari Dinkes Provinsi Jawa Barat. |
Seandainya jawaban Dinkes Kabupaten Bekasi itu jelas seperti dibawah ini, pasti aku juga tidak akan bertanya-tanya lagi :
Stok VAR ada di kami, namun untuk mendapatkannya nanti ada prosedurnya yaitu ibu kembali ke puskesmas dan diperiksa kembali lukanya. setelah itu dokter yang akan memutuskan apakah perlu VAR atau tidak.
Capek rasanya mencari informasi VAR, menghubungi puskesmas
dan RS rujukan rabies, sampai menghubungi dokter hewan pun sudah aku lakukan.
Mulai dari RS Tarakan Jakarta sampai rabies center yang ada di Jogja pun aku hubungi untuk
menanyakan VAR. Dari beberapa fasilitas kesehatan yang aku hubungi, ternyata
akses VAR ini harus sesuai prosedur yang sudah dikeluarkan oleh kemenkes.
WA dari petugas puskesmas Sukadami. dokpri |
Sore harinya aku dihubungi oleh petugas puskesmas Sukadami, pada intinya puskesmas memberikan informasi bahwa tikus bukan carrier rabies namun tetap akan mengusahakan pemberian VAR. Tidak lama kemudian, petugas puskesmas memberikan kabar baik yaitu aku mendapatkan VAR 1x untuk tanggal 14 Oktober di Puskesmas Sukadami. Untuk jenis VAR yang diberikan puskesmas menggunakan Rabivax.
tata laksana rabies kemenkes |
Hari ke 7, Vaksin Anti Rabies di Puskesmas Sukadami
Alhamdulillah sampai hari ke 7 aku tidak merasakan alergi,
demam atau hal-hal yang ditakutkan setelah digigit tikus. Namun memantau
kesehatan diri itu tetap perlu dilakukan karena Rate Bit Fever (RBF) dan rabies
tidak langsung muncul saat itu juga.
Pagi-pagi aku sudah berangkat ke puskesmas Sukadami untuk
mendapatkan vaksin Rabivax. Sekedar informasi saja puskesmas Sukadami buka jam
8 pagi. Setelah mempersiapkan vaksin,
petugas memanggilku ke dalam ruangan periksa pada pukul 08.30. Setelah vaksin
disuntikkan, petugas memberitahukan jika tidak ada gejala apa-apa maka vaksin
tidak perlu dilanjutkan. Aku sangat mengapresiasi petugas puskesmas karena
sudah memberikan informasi yang jelas dan pelayanan yang baik.
bukti pemberian VAR. dok pribadi |
Sampai saat aku menuliskan pengalaman ini di hari ke 14
pasca digigit tikus, alhamdulillah aku tidak menunjukkan gejala apapun dan
masih diberikan kesehatan oleh Tuhan jadi VAR dihentikan.
Waspada Kehadiran Tikus di Rumah, Bawa Banyak Penyakit!
Tikus, hewan pengerat yang tidak boleh disepelekan
kehadirannya karena banyak membawa penyakit. Meskipun tikus bukan carrier
rabies, namun beberapa dokter akan menyarankan vaksin anti rabies jika digigit tikus
liar yang hidup di tempat kotor. Berurusan dengan tikus memang sangat
menyebalkan. Dari pengalaman ini aku belajar bahwa jangan sekali-kali menangkap
tikus secara langsung karena beresiko digigit. Lebih baik menggunakan alat yang
panjang, lalu pukul saja kepalanya.
Walaupun kecil, gigitan tikus berbahaya karena dapat
menyebabkan demam gigitan tikus/rat bite fever (RBF) dan berbagai penyakit
lainnya yang jika tidak segera diobati dampaknya fatal. Menurut dokter yang aku
temui, pemberian vaksin anti rabies (VAR) sebaiknya segera dilakukan maksimal 24 jam
setelah digigit tikus liar sebagai tindakan preventif.
Tidak semua RS punya stok VAR, untuk di Cikarang setauku hanya RS Siloam Lippo Cikarang dengan harga VAR yang cukup menguras kantong.Selain itu ada beberapa rumah sakit pemerintah yang ditunjuk sebagai rabies center pasti mempunyai stok VAR.
Sayangnya tidak semua informasi
mengenai fasilitas kesehatan yang ditunjuk sebagai rabies center ini terbuka
bagi masayarakat. Terkadang website pihak terkait pun tidak menampilkan
informasi rabies center karena bukan daerah rabies. Jadi dari kita harus aktif
mencari informasi sendiri yang mengakibatkan overload informasi, ujung-ujungnya
bikin panik.
Selain itu, alur pelayanan mendapatkan VAR ini panjang
karena stok VAR sangat terbatas. Untuk mendapatkan VAR tergantung pada hasil
pemeriksaan dokter dan pemberian VAR bisa dihentikan jika tidak terjadi gejala
rabies.
Ah saya ikutan kesel bacanya. Setiap yg berhub dg pemerintah pasti aksesnya dipersulit. Dulu ada teman developer software, pernah menggarap projek pemerintah & hasilnya bagus. Eh, malah orang pemerintahnya request "dibikin masalah".
BalasHapusNah kalau rabies ini berhubungan dg nyawa manusia. Masa dipersupit juga
Mungkin prinsipnya kalau ada yang sulit kenapa dipermudah gitu Kak hehehe
HapusSebenarnya karena sebagian orang yang duduk di pemerintah tidak memberikan informasi secara gamblang dan jelas, terus masyarakat digempur banyak informasi dari internet. Jadi kayak gini deh Kak
Memang sangat menyebalkan sih berurusan sama tikus. Mana kalau mau ditangkap tuh larinya cepet banget.
BalasHapusIya kak, apalagi kalau tikus masuk rumah rasanya rumah jadi kotor banget
HapusKak gimana caranyaa bisa digigit tikus? Huhu semoga sehat selalu yaa kak. Tikus memang menyebalkan sihhh, kadang jg kita yang histeris kalo pas liat si tikus lewat hiksss
BalasHapusPengalaman ini memberikan wawasan penting tentang risiko gigitan tikus dan penanganannya, terutama mengenai bahaya penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan seperti demam gigitan tikus (RBF). Langkah pencegahan dengan pemberian vaksin anti-rabies (VAR) dalam waktu 24 jam adalah informasi krusial yang dapat membantu mencegah komplikasi serius. Penjelasan mengenai stok VAR di rumah sakit tertentu, seperti RS Siloam Lippo Cikarang, serta adanya rumah sakit pemerintah yang menjadi rabies center sangat bermanfaat bagi pembaca yang mungkin mengalami situasi serupa. Terima kasih telah berbagi pengalaman dan tips yang dapat membantu orang lain agar lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan ini.
BalasHapusSama-sama kak, terima kasih sudah membaca curhatan digigit tikus, yang ternyata efeknya bikin overthinking.
HapusGilaaa! aku baca ini ya, asli mikir! Gigitan yang cuma beberapa detik/menit dengan luka yang tak lebih dari lima gigitan perjalananya cukup panjang dan berhari-hari belum lagi perlu bolak-balik. Semoga selalu sehat ya, Kak! :)
BalasHapusTerima kasih doanya kak, semoga kakak juga sehat selalu. Iya keliatannya sepele digigit tikus dengan luka kecil tapi dampak gigitannya membuat pelajaran yang sangat berharga di hidupku.
HapusWah saya pernah digigit tikus namun sudah sangat lama. Semoga sih aman-aman saja. Tikus di rumah lagi lumayan mengganggu, saya coba tangkap dengan keresek, niatnya supaya langsung masuk gitu ke dalam plastik keresek, eh malah pinter banget kaburnya sambil gigit tangan saya. Hiyy
BalasHapusHaha, maaf kak saya sedikit tertawa ketika baca :D
BalasHapusCerita pengalaman kayak gini emang insightful banget sih, ngasih hal yang penting banget gimana jadinya kalau kita kegigit tikus.
Mohon maaf mbak, ini saya bacanya ikutan jengkel sama prosedurnya yang muter-muter, juga sama dinkes nya, wkwk. Meski begitu, Alhamdulillah akhirnya bisa dapat VAR, saya turut senang juga. Semoga sehat selalu ya mbak.
BalasHapusYa ampun mbak, kok berani banget nangkap tikus dengan tangan kosong, sampai-sampai megang ekornya? Aduh, kalau saya takut dan jijik banget sama tikus, biasanya pakai perangkap lem tikus. Oh jadi sebaiknya suntik vaksin anti rabies yah klo kena gigitan tikus, Makasih infonya mbak.
BalasHapusHuaaa. Baca ceritanya gak kebayang sampai digigit tikus. Aku kalau nangkap tikus biasanya pakai kandang jerat dari besi untuk yang berukuran besar. Sedangkan tikus kecil aku pakai lem tikus. Terima kasih ceritanya jadi tahu alur pemberian vaksin rabies. Berarti yang vaksin rabies itu bisa di puskesmas ya.
BalasHapusGeregetan jadinya wkwkwk.
BalasHapusDaku paling kesel kalo udah urusan banyak pendapat. Ke A, jawabannya B. Ke C jawabannya D, dan begitu seterusnya. Kenapa kayak gak kompak gitu ya jawabannya. Ya udah kalo harus vaksin rabies ya satu pendapat rabies, kenapa jadi malah tetanus hehe.
Untungnya kak Niken gercep. Sehat² selalu ya
Duh ngeri bgt. Lukanya sembuh berapa lama mbak? Sakit gak disuntik? Terus berbekas gak lukanya?
BalasHapusPaling enggak suka ketemu tikus. Di tempatku tikus ukurannya segede kucing dan sering sembunyi di got. Pas ketemu dan ku pelototi malah diem doang enggak ada takut. Pernah sekali ada tikus masuk dapur auto kejar-kejaran karena khawatir dia nyentuh makanan di dapur.
BalasHapusWkwkwkw Jadi ikutan greget bacanya..
BalasHapusBinatang kecil yang sering lalu lalang ini emang bikin deg2an setiap harinya dengan pola tingkahnya.. Sehat2 kak Niken
Duh ngebayangin tikus rasanya dah merinding bngt kalo ada dirumah aja aku cari smpe keluar dari rumah sereem abisnyaa...smogaa kak Niken sehat2 yaa cepet pulih
BalasHapusAkutu selalu tau kalo ada tikus di rumah dari baunya.
BalasHapusBau rumah bakalan kerasa beda banget kalo ada si makhluk yang satu ini.
Duluu.. waktu rumah pertama kami di Bandung, ya Allaah.. itu tikus bisa masuk melalui pintu jemuran. Sampe mau diganjel apapuunn.. tetep aja lolos.
Akhirnya aku berdamai dengan keadaan dan tinggal bersama tikus.
Sesekali aku pasang perangkap dan berhasil menjebak yang kecil-kecilnya. Huhuhu..
Dan aku terlalu takut buat nangkep. Mereka dateng, akunya yang lari.
Tapi namanya musibah, gak pernah ada yang tau.
Di rumah dulu, tikus sampe yag nyamperin manusia loo.. huhuhu.. uda seberani itu.
Alhamdulillah, ada informasi yang baik untuk penanganan saat digigit tikus. Jadi bisa memberi insight pada pembaca yang mungkin mengalami kejadian seperti ini.
Syafakillahu, ka Nik.
Pengetahuan baru nih bagi saya. Ternyata gigitan tikus bisa sefatal itu ya akibatnya. Saya jadi tahu bahwa perlu cepat cek ke dokter juga untuk diberikan vaksin Rabies jika ada insiden seperti ini. Pengalaman yang gak akan dilupakan sepertinya ya Kak.
BalasHapus