edited by me using canva |
Tinggal di kota industri sering terasa membosankan karena
minimnya ruang terbuka hijau yang dapat diakses oleh publik. Sejauh mata
memandang, akan terlihat banyaknya pabrik di kawasan industri yang berbanding
lurus dengan kepadatan pemukiman. Cikarang menjadi kota industri yang kami
tinggali sejak beberapa tahun terakhir. Rasa bosan yang melanda dan tempat
wisata yang tidak ramah di kantong, menjadi alasan kami untuk sejenak
meninggalkan Cikarang. Apalagi kami tidak mudik saat lebaran, tentu saja
healing dengan cara meninggalkan Cikarang sejenak adalah jurus ampuh agar tetap
waras.
Sejak awal bulan Mei 2023, keluarga kami sedikit disibukkan
dengan pemilihan tempat healing yang cocok dengan budget dan ramah anak.
Ditambah putri semata wayang kami akan berusia 6 tahun, kami ingin membuat
sedikit kejutan untuknya. Sambil melihat materi pembelajaran putri kami di
sekolah, akhirnya kami memutuskan untuk piknik keluarga ke Kebun Raya Bogor.
Piknik Keluarga ke Kebun Raya Bogor
Alasan Memilih Kebun Raya Bogor Sebagai Tempat Piknik Keluarga
suasana dari pintu 3 kebun raya Bogor. dokumen pribadi |
Letaknya Tidak Jauh Dari Cikarang
Kalau mau piknik saat weekend tentu jarak dari rumah ke
tempat piknik akan selalu jadi pertimbangan, karena bisa saja di jalan terkena
macet. Nah kami memutuskan untuk ke Kebun Raya Bogor karena jaraknya tidak
terlalu jauh dari Cikarang, berkendara pun hanya sekitar 2 jam saja melewati
jalan tol.
Walaupun letak Kebun Raya Bogor tidak terlalu jauh dari
Cikarang, jika memilih menggunakan kendaraan umum seperti commuter line akan
terasa ribet karena harus muter ke Jakarta baru ganti commuter line yang ke
arah Bogor. Oleh karena itu, kami memutuskan menggunakan mobil saja yang bisa
lebih cepat sampai tujuan.
Tempatnya Luas dan Kaya Akan Sejarah
monumen Lady Raffles. dokumen pribadi |
Sebagai orang yang butuh healing ke tempat bersejarah, aku sejak awal sudah mengusulkan ke Kebun Raya Bogor karena tempatnya luas dan kaya akan sejarah. Usulan ini disetujui oleh keluarga yang selalu mendukungku untuk jalan-jalan ke tempat bersejarah. Sebelum berangkat ke Bogor tentu aku harus mengenal sedikit sejarah Kebun Raya Bogor, supaya nanti disana bisa bercerita kepada si kecil.
Sejarah Singkat Kebun Raya Bogor
Kebun Raya Bogor adalah kebun raya pertama di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan pada 18 Mei 1817 oleh Caspar Georg Karl Reinwardt bekerjasama dengan dua ahli botani William Kent dan James Hooper. Namun jauh sebelum menjadi kebun raya, tempat ini diperkirakan adalah hutan buatan pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi yang kemudian terbengkalai semenjak Kerajaan Sunda runtuh.
Pada tahun 1744 VOC mendirikan taman dan wastu
di tempat tersebut. Nah pada masa pendudukan Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles menjadikan istana
Bogor sebagai tempat tinggalnya dan mengembangkan halaman istana menjadi taman
cantik yang bergaya inggris klasik, yang menajdi cikal bakal Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor memiliki luas 87 hektar, mempunyai 15.000
jenis koleksi pohon dan tanaman. Saat memasuki kebun raya kami sudah disuguhi
dengan pemandangan hijau, udara segar, dan suara cicitan burung diatas pohon.
Mengingat usia kebun raya yang sudah 200 tahun, rasanya tidak heran jika
pepohonan disana banyak yang tumbuh menjulang tinggi. Ada beberapa pohon yang
tidak asing buatku seperti pohon gayam, pandan laut, mahoni, salak, kaktus,
berbagai jenis bambu dan pinus.
Suasana semakin nyaman saat kami berjalan kaki menuju makam
Belanda, melewati jalan yang jarang dilalui karena memutar di sisi selatan
kebun raya. Jalanannya sudah beraspal dengan pepohonan dan akar gantung, mirip
seperti jalanan ke rumah ibu.
Makam Belanda (Kerkhof) Kebun Raya Bogor
Pemakaman Belanda di kebun raya Bogor. dokumen pribadi |
Sudah lama sekali aku tidak mengunjungi makam Belanda sejak pindah ke Cikarang. Buatku sebuah makam adalah penanda adanya sebuah peristiwa di tempat tersebut. Sebelum ke kebun raya aku sudah terkesima dengan tulisan yang dibuat oleh mbak Yulia Surjarwo tentang monument Lady Raffles. Sayang sekali disana hanya ada monumen, tidak ada makam Lady Raffles karena sudah dipindahkan ke museum lain. Jadi acara jalan-jalan kami lanjut ke makam Belanda Kebun Raya.
Untuk menuju makam belanda (kerkhof) yang letaknya tidak
jauh dari pintu 1, melewati kerumunan orang yang menuju dekat istana Bogor.
Letak kerkhof ini sebenarnya tidak jauh dari gerbang istana, namun dikelilingi
oleh kebun bambu yang rimbun, yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.
Menurut catatan dari Kebun Raya Bogor, kerkhof ini terdiri
dari 42 makam, yang 38 diantaranya memiliki identitas. Di pemakaman ini
terdapat makam Gubernur Jenderal Hindia Belanda
D.J. de Ereens yang menjabat
tahun 1836-1840. Selain itu, terdapat makam Mr. A Prins seorang ahli hukum yang
pernah menjadi PLT Gubernur Jenderal Hindia Belanda sebanyak 2 kali dan makam
para ahli botani beserta keluarganya yang pernah mengabdi di Kebun Raya Bogor.
nisan dari makam Mr A Prins, seorang tokoh penting di masa kolonial. dokpri |
Sebelum berkeliling makam, kami mendoakan mereka yang sudah berpulang terlebih dahulu di kursi panjang yang terletak di depan makam. Selanjutnya, aku mengajak si kecil berkeliling makam sambil membaca nisan satu persatu dan sedikit membersihkan dedaunan yang ada diatas makam. Aku sempat berdiri agak lama di depan nisan D.J. de Ereens yang namanya tidak terlalu kelihatan karena diblok cat warna putih, namun terdapat lambang bintang kehormatan.
Kami tidak bisa lama-lama
berkeliling makam karena digigitin nyamuk.
Sesuai Dengan Budget
Piknik atau wisata tuh bener-bener harus menghitung budget
supaya keuangan keluarga tetap stabil. Buat kami tidak masalah mengeluarkan
budget asal worth it dengan tempat yang dikunjungi. Harga tiket masuk Kebun
Raya Bogor saat wekkend untuk wisatawan domestic adalah Rp 25.500/ orang. Anak
berusia 5 tahun sudah dihitung tiket full, jadi kami bertiga menghabiskan uang
sebanyak Rp 76.500 untuk tiket masuk kebun raya bogor.
Loket tiket masuk di pintu 3 kebun raya Bogor. dokumen pribadi |
Pembelian tiket Kebun Raya Bogor sebenarnya bisa melalui online, namun dalam pemilihan jam masuk kebun raya, jadi kami memilih beli tiket secara offline saja. Pembelian tiket offline yang dilayani di pintu 3 dapat dibayar menggunakan QRIS, jadi aman untuk yang tidak sering bawa uang cash seperti aku. Tapi saat beli tiket di loket jangan kaget dengan kehadiran manusia-manusia yang tidak bisa antri, harus dibanyakin sabarnya kakak!
FYI, kebun raya Bogor buka setiap hari, nah saat weekend
akan buka lebih pagi dari jam 07.00 sampai pukul 16.00
Oh iya kami masuk ke Kebun Raya Bogor melalui pintu 3 karena dekat dengan Amaris Hotel Padjajaran, tempat kami menginap sekaligus parkir mobil. Menurut review dari beberapa orang di google maps, parkir mobil juga bisa di Lippo Plaza Keboen Raya yang harganya terjangkau. Tadinya kami mau parkir di Lippo, tapi berhubung sudah memutuskan menginap di Amaris jadi parkirnya sekalian di Amaris saja. Waktu itu kami tidak memilih masuk melalui pintu 1 karena ada renovasi jembatan Otista dan dekat titik kemacetan yang ruwet. Kami juga nggak kepikiran parkir di dalam kebun raya karena harganya mahal.
Btw, alasan menginap di Amaris Hotel Padjajaran sudah kami ceritakan di Kompasiana ya.
Kekurangan Piknik Kebun Raya Bogor
Biaya Parkir Mobil Cukup Menguras Kantong
Selain menawarkan keindahan pemandangan hijau, udara segar dan peninggalan sejarah yang mengagumkan, piknik ke kebun raya Bogor juga ada kekurangannya. Dari beberapa review yang aku lihat di google maps rata-rata mengeluhkan biaya parkir mobil di kebun raya Bogor.
Yup, biaya parkir mobil terbilang
cukup menguras kantong yaitu sebesar Rp 50.000 , apalagi jika (diwajibkan) membeli
bundling dengan harga souvenir totalnya menjadi Rp 100.000 . Beberapa waktu
yang lalu tiket parkir mobil ini dibundling dengan voucher resto, tapi sependek
pengetahuan kami sekarang tiket parkir mobilnya bundling dengan voucher souvenir.
Biaya parkir mobil yang terbilang cukup mahal ini membuat kami memilih untuk
sekalian staycation saja di Amaris.
Oh iya selain biaya parkir mobil yang menguras kantong,
harga aqua botol 600 ml di dalam kebun raya juga overprice yaitu sebesar Rp
10.000. Jadi sebaiknya memang membawa minum dan bekal sendiri supaya tidak
overbudget ya. Kami juga kemarin bawa bekal sendiri, sayangnya si kecil lupa
membawa botol minumnya sehingga kami beli aqua 600 ml seharga Rp 10.000 di
dekat danau yang tidak jauh dari monument Lady Raffles.
Kompleks Pemakaman Belanda (Kerkhof) Kurang Terawat
makam belanda yang nisannya tidak terbaca lagi. dokumen pribadi |
Sebagai penyuka sejarah kolonial, rasanya sedih melihat kondisi makam belanda di Kebun Raya Bogor kurang terawat. Menurut teman yang dulu tinggal di Bogor, kompleks pemakaman ini tadinya berpagar namun saat kami kesana sudah tidak berpagar dan beberapa nisan ditumbuhi lumut.
Padahal letak kompleks pemakaman Belanda ini tidak jauh dari
pintu masuk istana, namun karena dikelilingi pohon bambu jadi kurang mendapat
perhatian. Apalagi ditambah narasi horror tentang makam belanda di sebagian
masyarakat, ya sudah makamnya jadi jarang dikunjungi.
Kenapa aku berani bilang gitu? Karena waktu kami berkunjung
ke kerkhof, orang-orang hanya melintas saja dari jalanan kecil dekat makam. Sebagian
bahkan memandang kami “aneh” karena ngajak anak kecil ke makam, berjalan dari
nisan satu ke nisan yang lain. Padahal kalau mau belajar sejarah kebun raya,
tentunya tidak bisa lepas dari adanya kompleks pemakaman Belanda tersebut lho.
Kebun Raya Bogor, Rekomendasi Untuk Piknik Keluarga. Woth It Nggak?
berfoto di dekat air mancur kebun raya Bogor. dokpri |
Menurut kami, Kebun Raya Bogor bisa jadi rekomendasi tempat piknik keluarga yang nyaman dengan harga tiket yang masih masuk akal dan worth it. Pemandangan hijau, udara segar, banyaknya varian tumbuhan dan peninggalan bersejarah bisa jadi tempat piknik sekaligus edukasi untuk kita semua.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat mengunjungi kebun raya diantaranya titik kemacetan, parkir mobil dan harga makanan-minuman di dalam karena akan merogoh kocek lebih dalam. Jadi tidak heran jika melihat pengunjung membawa bekal dari rumah, termasuk kami sekeluarga. Untuk parkir mobil, beberapa review di google maps menyarankan untuk parkir mobil di mall terdekat seperti Lippo Plaza Keboen Raya dan Botani Square karena dirasa lebih terjangkau.
Sementara itu kami memilih parkir di Amaris Hotel Padjajaran karena
sekalian staycation disana. Mungkin lain waktu jika mengnjungi kebun raya Bogor
akan kami coba menggunakan transportasi umum seperti KRL disambung dengan Bis
Kita karena ada halte dekat kebun raya Bogor.
Sayang sekali untuk pemakaman Belanda di tempat ini kurang terawat.
Semoga kedepannya bisa lebih diperhatikan oleh pihak pengelola kebun raya
karena belajar sejarah kebun raya tidak bisa lepas dari pemakaman Belanda yang
berdiri di dekat pintu masuk istana Bogor.
Sayang sekali kalau tempat bersejarah seindah ini kurang terawat. Memang harus ada peraturan wajib bayar parkir kah? Atau cuma seikhlasnya?
BalasHapusIya sayang sekali bagian dari sejarah ada yang kurang terawat, btw bayar parkir itu wajib mbak, biasanya dibundling dengan tiket souvenir atau resto gitu sih sebesar 100rb mahal banget.
HapusAku tinggal di Karawang dekat Cikarang. Emang butuh healing banget sih dari tempat kota industri ini, wkwk. Seru ya bisa wisata sejarah, bisa sambil mengenalkan juga pada anak sebagai pembelajaran. Tetap kemanapun healing nya, budget juga perlu dipertimbangkan, hehe.
BalasHapusKalau hari libur, parkirnya bisa di perkantoran depan kebun raya. Biayanya fiks 25 ribu per kendaraan tanpa hitung waktu. Kalau minum, memang sebaiknya membawa dari luar dengan tumbler. Ada juga air siap minum gratis di beberapa titik di dalam area kebun raya. Tetap menarik sih jalan-jalan di sini. Happy traveling.
BalasHapusBerkali kali ke Bogor tapi blass belum pernah sekalipun masuk makk....makasih banyak dengan ulasan ini aku jadi punya gambaran seperti apa kebun raya bogor, baru tau juga ada makam belanda....
BalasHapusTeam emak gamau rugi aku juga bakal pilih staycation daripada parkir mobil yg mahal (gusti yeni)
Biaya parkirnya memaksa pengunjung untuk pakai KRL dan transportasi umum, nih. Tanpa bundling saja sudah overprice.
BalasHapusTapi saya setuju sih kalau kebun raya ini cocok untuk wisata keluarga