Hutan yang ada di dekat rumah nenek. dokumen pribadi |
Akhir-akhir ini aku sering ngajak si kecil untuk nonton video keindahan hutan Kalimantan di channel youtube keluarga Kalaweit. Pohon-pohon yang tinggi di hutan hujan tropis pulau Kalimantan ternyata sangat indah. Dengan memperkenalkan bahwa hutan adalah rumah bagi flora dan fauna melalui tayangan yang tepat, menurutku ini adalah sebuah langkah awal bagi si kecil untuk mencintai hutan dan menjaga hutan Indonesia.
Indonesia sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa mempunyai hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia. Oleh karena itu hutan Indonesia sering disebut sebagai salah satu paru-paru dunia. Hutan hujan tropis yang luas terletak di pulau Kalimantan.
Ngomongin soal luas hutan Indonesia, menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luasnya
mencapai 91,4 hektar atau 50,1 % dari luas daratan pada tahun 2019. Selain
memiliki hutan hujan tropis yang luas di Kalimantan, ternyata negara ini juga memiliki
beberapa jenis hutan lainnya. Yaitu hutan bakau, hutan mangrove, hutan gugur,
hutan lumut, hutan rawa, hutan musim, sabana dan stepa.
Kekayaan hutan Indonesia tidak terbatas pada keanekaragaman hayatinya saja, tapi juga keanekaragaman hewani yang mungkin tidak bisa ditemukan di tempat lain.
berwisata ke hutan kota Deltamas. dokumen pribadi |
Oh iya untuk hasil hutan Indonesia diantaranya kayu, damar, resin, minyak kayu putih dan masih banyak lagi. Tentu saja #IndonesiaBikinBangga dengan #HutanKitaSultan ya. Namun kondisi hutan Indonesia saat ini bisa dikatakan tidak baik-baik saja.
Ancaman terhadap Hutan Indonesia Sudah di Depan Mata
Ditengah kebanggaan kita akan hutan Indonesia yang sangat kaya,
ternyata terdapat berbagai ancaman yang sudah ada di depan mata, seperti dibawah ini.
Deforestasi Hutan/Penggundulan Hutan
Deforestasi hutan oleh perorangan ataupun untuk industri ini
sangat nyata. Pengalaman melihat sendiri deforestasi hutan pernah aku alami. Sewaktu
kecil dan tinggal dengan nenek di salah satu desa yang tidak jauh dari hutan,
aku terbiasa melihat warga yang dengan sengaja menebang pepohonan di hutan.
Suara gergaji mesin yang sedang menumbangkan pepohonan besar
seringkali terdengar dari sisi lain bukit. Padahal setauku tempat itu merupakan
hutan “tutupan” yang tidak boleh ditebang pohonya tetapi masih boleh diambil
hasil hutannya seperti kemiri, merica bolong dan daun kayu putih. Kayu-kayu dari
hutan kemudian dibawa ke dekat jalan raya untuk diangkut oleh truk-truk besar
yang akan datang di hari-hari tertentu.
suasana pagi di desa Kalibiru, sekarang terlihat hutannya masih hijau karena sudah tidak ada deforestasi hutan. dokumen pribadi |
Akibat dari deforestasi hutan yang sudah terjadi
bertahun-tahun, desa nenek seringkali kekurangan air bersih di musim kemarau.
Perbukitan menjadi gersang dan warga tidak bisa bercocok tanam karena
kekeringan. Nah baru pada tahun 1996 diresmikan bendungan atau waduk Sermo, yang digunakan
untuk menampung air hujan dan dapat menyuplai air bersih ke desa tempat nenek
tinggal.
Pencemaran Hutan dengan Sampah
Sekarang hutan di desa nenek sudah berubah menjadi tempat wisata yang terkenal. Namun seperti masalah pada umumnya yaitu sampah di hutan semakin banyak. Pencemaran hutan dengan sampah ini sangat membahayakan kelangsungan ekosistem hutan loh.
Menurut Waste4change sampah anorganik yang sulit terurai akan membuat lapisan tanah susah ditembus oleh akar tanaman. Jadi tanamannya sulit tumbuh dengan baik. Selain itu sampah yang menumpuk dapat menghalangi air hujan untuk menembus ke dalam tanah sehingga menghambat proses penyerapan mineral.
Nah dampak jangka panjangnya tentu saja akan menyebabkan berkurangnya
mikroorganisme yang dapat menyuburkan tanah. Sampah juga dapat mencemari sumber
air yang ada di hutan. Kalau airnya sudah tercemar, tentu tidak bisa dikonsumsi
oleh kita karena akan menyebabkan penyakit seperti kolera, diare disentri dan
lainnya.
Kebakaran Hutan
kebakaran hutan. Gambar oleh Ylvers (Pixabay) |
Kebakaran hutan di Indonesia seringkali menyita perhatian dunia. Bahkan Wahli sampai menuliskan kebakaran hutan ini sudah seperti agenda tahunan. Setiap memasuki musim kemarau di Indonesia, pasti ada saja hutan yang terbakar. Menurut harian Republika, dari awal tahun 2022 sampai tanggal 27 Juli 2022 sudah terjadi 131 peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Kebakaran hutan mengakibatkan punahnya flora dan fauna yang
tinggal di hutan, serta berdampak langsung pada pemanasan global dan perubahan
iklim.
Selain itu asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan pada manusia seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) dan infeksi mata.
Perburuan Satwa Liar
Hutan merupakan rumah untuk berbagai jenis flora dan fauna,
termasuk satwa liar. Nah perburuan satwa liar ini tentu akan membuat ekosistem
di hutan menjadi tidak seimbang. Nah jika ekosistemnya saja tidak seimbang,
tentu saja akan berpengaruh ke rantai makanan.
Ya misalnya gini deh, kalau monyet yang biasanya makan buah-buahan
di hutan sudah habis diburu, nanti siapa yang akan membantu penyebaran
biji-bijian di hutan. Terus predator puncak mau makan apa kalau monyet sebagai
salah satu makanan mereka udah nggak ada?
Bahaya yang mengancam dari perburuan satwa liar lainnya
adalah penyakit zoonosis. Bisa saja bakteri yang menempel di salah satu hewan
liar itu kelihatannya tidak berbahaya bagi hewan tersebut. Tetapi ternyata
sangat berbahaya bagi manusia dan menyebabkan penyakit yang sulit diobati.
Langkah Kecil Untuk Menjaga Hutan Indonesia dimulai dari Keluarga
Mengingat berbagai macam ancaman terhadap hutan Indonesia,
berikut ini beberapa langkah kecil yang bisa kita lakukan dimulai dari lingkup
terkecil yaitu keluarga.
Mengurangi Penggunaan Kertas dan Tissue
Tau nggak sih kalau untuk produksi 1 rim kertas diperlukan 1
batang pohon yang sudah berusia 5 tahun dan 40 lembar tissue dibuat dari 1
pohon yang berusia 6 tahun? Bisa terbayangkan kalau dalam 1 bulan penggunaan
kertas atau tissue kita tuh dari berapa pohon?
Setelah membaca beberapa artikel yang membahas tentang
dampak penggunaan kertas dan tissue bagi hutan, aku semakin yakin untuk
mengurangi pembelian kedua benda ini.
Sampai saat ini aku selalu mengajak si kecil untuk menggunakan tissue seminimal mungkin. Kalau habis cuci tangan sebisa mungkin dikeringkan menggunakan handuk atau lap saja, tidak perlu pakai tissue. Selain itu keluargaku juga memanfaatkan kertas bekas dari kantor. Kertas bekas itu biasanya digunakan si kecil untuk belajar mewarnai, menggambar dan menulis huruf.
Kalau sudah penuh dengan coretan si kecil, kertas bekas akan berpindah
ke dapur untuk dijadikan alas kompor. Semua ini kami lakukan #UntukmuBumiku
Tidak Meninggalkan atau Membuang Sampah Sembarangan di Hutan
Semakin banyak hutan yang dibuka untuk tempat wisata, tempat berkemah dan sebagainya seringkali membuat masalah baru yaitu sampah yang ditinggalkan. Bertanggung jawab dengan sampah yang dihasilkan saat mengunjungi hutan ini penting sekali untuk menjaga kelestarian hutan.
jalan-jalan ke hutan tanpa meninggalkan sampah. dokpri |
Saat aku mengajak si kecil naik ke hutan wisata yang ada di
tempat nenek, biasanya kami menjadi #TeamUpforImpact dengan membawa bekal minum
sendiri pakai tumbler dan meminimalisir sampah. Kalaupun ada bekas tissue yang
habis digunakan buat ngelap keringat, biasanya dimasukin saku aja sampai nanti
dibuang saat menemukan tempat sampah.
Tidak Memelihara Satwa Liar
harimau sumatera yang terancam punah nggak usah dipelihara di rumah. kalau pengen banget kan bisa pelihara kucing aja yang masih satu family sama harimau. dok : Annabel_P (pixabay) |
Nah ini juga sangat penting, satwa liar rumahnya di hutan dan keberadaanya menjadi ekosistem keseimbangan hutan. Jadi tidak usah “aneh-aneh” memelihara satwa liar di rumah, cukup pelihara hewan yang sudah didomestifikasi saja seperti kucing, anjing dan hewan ternak.
Berbagai artikel dan thread twitter yang ditulis oleh orang yang berkompeten di bidangnya seperti drh Purbo sudah cukup menjelaskan bahwa hewan liar punya fungsi penting dalam keseimbangan ekosistem.
Berdonasi
Untuk menjaga kelestarian hutan, kita juga bisa berdonasi untuk hutan. Namun donasi itu nggak dibatasi dengan uang saja lho. Sekarang dengan mendengarkan sebuah lagu juga sudah bisa berdonasi. Loh kok bisa? Ya bisa dong.
Makannya yuk luangkan waktu untuk mendengarkan lagu yang berjudul “Dengar Alam
Bernyanyi” di Spotify atau Apple Music karena royalti dari lagu tersebut akan digunakan
untuk perlindungan hutan di Indonesia.
hutan difungsikan sebagai tempat wisata alam, namun harus terus dijaga kelestariannya. dokpri |
Hutan Indonesia tuh sangat luas, bahkan mencapai 50,1% dari total daratan. Namun berbagai ancaman terhadap hutan terlihat sangat nyata, di depan mata kita. Oleh karena itu diperlukan berbagai langkah kecil yang bisa kita mulai dari lingkup keluarga seperti mengurangi penggunaan tissue dan kertas, tidak meninggalkan sampah di hutan, tidak memelihara satwa liar dan meluangkan waktu untuk mendengarkan lagu #DengarAlamBernyayi di Spotify atau Apple music karena royalti lagu tersebut akan digunakan untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia.
Jadi yuk kita bergandengan tangan untuk menjaga
hutan Indonesia dimulai dari lingkup terdekat yaitu keluarga.
Referensi :
https://lindungihutan.com/blog/9-jenis-hutan-dan-ciri-hutan-di-indonesia/
https://travel.detik.com/travel-news/d-5800615/apakah-indonesia-masih-menjadi-paru-paru-dunia.
https://www.republika.co.id/berita/rfrdis485/sudah-131-kebakaran-hutan-terjadi-tahun-ini
https://waste4change.com/blog/bagaimana-sampah-memengaruhi-hutan-dan-sumber-air/
https://www.walhi.or.id/kebakaran-hutan-dan-lahan-menolak-lupa-terhadap-kejahatan-korporasi
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2014/Dampak-Penggunaan-Kertas-dan-Tisu-Bagi-Hutan/?amp
Semoga kita selalu menjaga hutan yang terbaik karena dengan itu lingkungan akan aman dan terkendali
BalasHapusSelain itu, jangan lupakan juga kegiatan pengalihan fungsi hutan sebagai ladang perkebunan sawit yang sangat merusak alam dan menghancurkan banyak ekosistem hewan di dalamnya. Belum lagi dengan ancaman banjir dan tanah longsor dari akibat hilangnya hutan sebagai lahan resapan air, belum lagi ancaman kekeringan di musim kering, seharusnya hal ini sudah dipikirkan jauh-jauh oleh pemerintah, tidak hanya sebatas menaikkan pemasukan daerah dengan mengorbankan hutan dan mengalihfungsikan menjadi lahan sawit.
BalasHapusLangkah kecil yang bisa dilakukan selain apa yang sudah ditulis di tulisan ini, bisa juga dengan langkah kecil dan sederhana, yakni dengan menanamkan pentingnya hutan sedari dini kepada anak-anak di tingkat pendidikan sejak dini.
Prinsip kita jaga alam, alam jaga kita itu sesungguhnya prinsip alami yang berlaku. Masalahnya manusia tak sadar alam sudah jaga, malah berpikir manusia jadi raja yang semena-mena.
BalasHapusMengenai kebakaran hutan, ingat sekali dulu saat ada kebakaran hutan di Riau, asapnya bisa sampai ke daerah saya di Sumatera Barat, bisa dibayangkan betapa banyak dan lamanya hutan terbakar.
BalasHapusSetuju dengan mengurangi pemakaian kertas dan tisu, di perusahaan saya pun sudah menggencarkan paperless, selain bagian dari cost saving ini juga membantu menjaga hutan. Tapi mirisnya kalau mengurus sesuatu ke kantor pemerintahan, tetep aja bawa fotocopy ktp. Dikit-dikit fotocopy, selain merepotkan, tentu tidak mendukung gerakan cinta lingkungan.
Langkah-langkah kecil itu sangat berarti buat hutan kta ya, terutama sikap kecil kita saat menjaga kebersihan hutan dan tidak menebang pohon sembarangan. Semoga hutan Indonesia makin terjaga kelestarian alamnya.
BalasHapusHayuuk kita bisa memberikan kontribusi dalam menjaga hutan.
BalasHapusBanyak hal yang bisa dilakukan ya kak.
Paling simple adalah dari lingkungan terdekat, agar menjadi kebiasaan baik untuk diterapkan
Aku sedih melihat berita, setiap tahu kerusakan hutan semakin parah
BalasHapusMakanya butuh kepedulian banyak orang ya mbak
Banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan
yess harus jaga lingkungan dan hemat sama penggunaan produk berbahan dasar dari hasil hutan bisa jadi langkah kecil buat jaga hutan dan alam kita yaa, apalagi sekarang ada cara2 donasi yang menarik buat jaga hutan kaya dengerin lagu alam bernyanyi tuh
BalasHapussebenarnya banyak hal simpel yang bisa kita lakukan dalam menjaga lingkungan yaa, misalnya saja tidak membuang sampah sembarangan
BalasHapusMenjaga alam mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil dan mulai dari sekarang. Kalau serempak dilakukan pasti keren nih, dampaknya bisa lebih cepat terasa. Biar bumi menjadi lebih baik.
BalasHapus