apa kabarmu orang
yang tentunya tidak pernah aku kenal? Sudah merasa menyelesaikan masalah dengan
membuang kucing-kucing kecil di pinggir jalan kemarin? Atau mencari pembenaran
dengan apa yang sudah dilakukan? Sini duduk bersamaku karena aku akan menceritakan
sesuatu padamu.
Kemarin sore teman
sebelah kamar kosku panik mengetuk pintu. Dengan wajah sedihnya dia
menceritakan sebuah kejadian yang memilukan hati. Menyentuh rongga terdalam di
hati kami, bahkan dia menyalahkan dirinya sendiri. Di ujung jalan, di bawah
pohon ada kucing hitam kecil dibuang menggunakan kardus. “kenapa aku tidak
punya rumah sih? Kalo punya kan aku pasti nolongin mereka”, ucapnya ketika
menceritakan apa yang terjadi. Aku pun berusaha menenangkannya dan mencoba
mencari jalan keluar. Teringat salah seorang temanku yang ingin memelihara
kucing kecil, kau tau aku mencoba menghubunginya dengan harapan bahwa dia mau
memboyong kucing kecil yang kau buang.
Aku panik tidak
mendapat jawaban, hanya ku pasrahkan saja kepada Tuhan apapun yang akan
terjadi. Teman sebelah kamarku panik bahkan sampe di bbm bilang besok pagi ga
mau lewat situ takut lihat bangkai kucing tertabrak. Pikiranku lari ingin
segera memastikan keadaan kucing kecil yang kau buang. Segera ku ambil jaket
dan sedikit makanan kucingku karena aku tau mereka pasti tidak kau beri makan. Temanku
menyiapkan susu dengan cepat dan kami meluncur ke ujung jalan. Kardus berwarna
putih itu masih ada dibawah pohon dekat sekali dengan jalan raya.
Kami mendekati mereka
pelan-pelan, ya Tuhan air mataku jatuh seraya melihat 4 anak kucing ada di
dalam kardus. Mata mereka menyiratkan kelaparan dan kehausan tetapi mereka
takut melihat kami. Kami segera berikan makanan dan susu, lahap sekali mereka minum
susu dan makan. Kau bisa membayangkan jika kau yang menjadi anak kucing yang
kau buang tadi. Bagaimana jika kau yang dipisahkan oleh tangan-tangan tidak
bertanggung jawab ketika kau masih sangat kecil dan baru belajar untuk
berjalan? Bagaimana jika kau yang dibuang di pinggir jalan dengan keadaan yang
sama sekali belum pernah kau temui selama di dalam rumah? Tetapi Tuhan
melindungi dan menjaga mereka dengan cara-Nya yang luar biasa. Tuhan memiliki
sekenario yang tidak kau bayangkan, mempertemukan kucing-kucing kecil yang kau
buang dengan kami.
Teman yang aku kabarin
tentang kucing yang kau buang tadi memberi kabar bahwa dia segera meluncur. Kepanikan
kami berdua agak reda tetapi tangis kami belum reda. Air mata masih menetes
membayangkan seharusnya anak-anak kucing ini ada di pelukan induknya karena
belum usianya untuk berpisah dengan induknya. Coba pejamkan matamu dan
bayangkan kau dipisahkan dengan orang yang kau sayangi terutama seorang Ibu,
bagaimana rasanya? Sakit bukan? Aku yakin kau pasti punya seorang ibu dan aku
yakin kau menyayangi ibumu. Begitupun anak-anak kucing ini, mereka pasti
merindukan ibunya.
Sini kubisikkan sebuah
cerita tentang kucing kecil yang terbuang dan ditemukan oleh tetangga rumahku. Kucing
kecil itu seluruh badannya jamuran bahkan kuku-kukunya sudah mau copot. Kau bisa
kan membayangkan sakitnya seperti apa kuku mau copot. Tetanggaku membawanya ke
rumahku dan ibuku bersedia memeliharanya. Kucing kecil itu ditidurkan di kardus
beralasakan lap, bapakku bahkan tidak menyukainya hingga dia dewasa. Tapi ibu
tidak pernah patah semangat merawat kucing kecil ini. Dia tidak makan sebanyak
kucing kami dulu, dia hanya mau makan kue kering yang diremas kecil-kecil,
bahkan ketika tidur dia biasa menyusu pada lap alas tidurnya. Tubuhnya seolah
tidak kuat menopang penyakit yang dia derita. Setiap pagi ibu menjemur si
kucing bersama kardusnya di depan rumah setelah dimandikan. Dengan keterbatasan
dana yang kami punya, kami berusaha agar dia sembuh, ketika dioleskan salep
bahkan dia mengeliat menyatakan sakit sekali tetapi kami tetap berdoa agar dia
sembuh. Sampe suatu hari ibu sudah lose hope dan berkata pada si kucing, “kalo
kamu mau sembuh maka sembuhlah. Tapi kalau kamu sudah tidak sanggup hidup di
dunia ini, ibu ikhlas kamu kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa”. Berangsur-angsur
kucing kecil ini sembuh, makan dengan lahap hingga akhirnya gemuk dan menjadi
kucing yang sangat lincah. Tetapi kenangan tentang kardus masih melekat di
dalam jiwa kucing kecil ini. Saat bermain di halaman, dia suka bermain di dalam
kardus dan lap alas tidurnya. Kami beri nama dia owi, kucing betina cantik yang
kini kau masih bisa melihatnya di rumah bapak kami di Bandung. Singkat cerita
owi menjadi seorang ibu muda, dia melahirkan anak kucing yang lucu 1 ekor saja.
Anak kucing tersebut mati karena ada kelainan di dalam organ tubuhnya, dan kau
tau owi mencarinya kesana kemari setelah kami menguburkan si anak kucing. Kulihat
kesedihan di mata owi sambil terus mencari anaknya.
Apakah kau bisa merasakan
penderitaan induk kucing yang anaknya kau buang sekarang? Ku hancurkan kardusmu
karena aku benci melihat kardusmu. Kardus yang dengan sengaja untuk membuang
anak kucing dengan lubang-lubang yang kau buat agar mereka tetap bernapas kan? Aku
tidak mau anak-anak kucing teringat dengan memori kardusnya yang sangat pahit. kalau
mereka sudah besar nanti akan aku katakan bahwa mereka diadopsi oleh papi keren
dari tepi jalan, mereka anak-anak kucing yang lucu harus hidup bahagia dengan
menutup masa lalunya yaitu bahwa mereka sebenarnya tidak diinginkan dan dibuang.
Kemudian temanku pun
datang untuk membawa dan mengadopsi mereka. Sini sini kuperlihatkan padamu
mereka tertidur pulas di tempat temanku. Lucu sekali bukan, mereka tertidur
pulas bertumpuk-tumpuk. Ketika pagi mereka berebut untuk sarapan sampai semua
mukanya masuk ke mangkok. Sekarang mereka sudah aman di tempat papi keren yang
udah mau mengadopsi mereka. Berbagi tempat,
makanan dan kasih sayang itu tidak mudah. Bahkan menempatkan kucing dengan
komitmen memelihara sampai Tuhan memanggil mereka pun sangat tidak mudah. Aku yakin
kau masih punya hati, sterilkan kucing-kucingmu jika kamu tidak ingin mereka
berkembang biak. Kontrol populasi kucing-kucingmu agar tidak ada lagi kucing
terlantar. Kau bisa membaca manfaat steril lebih banyak di artikel-artikel yang
bisa kau cari di google. Aku tidak akan menjabarkannya lebih banyak karena kau
akan muak padaku. Yang ingin ku tekankan disini bahwa kita bisa saling bantu
agar tidak ada lagi kucing-kucing atau anjing yang terlantar dengan steril. Ku beri
tau ya di kota ini, banyak malaikat tak bersayap dan nyata hidup bersama kita
yang membantu untuk steril hewan peliharaanmu, rescue hewan yang butuh
pertolongan dan berupaya mensejahterakan kucing-kucing atau anjing liar dengan
berbagai cara. Jadi sebaiknya kau tidak membuang kucing-kucing lagi karena itu bukan
solusi dari masalahmu.
Tidak ada komentar